Senin, 14 Maret 2016

Guru Mangku Hipno

CATATAN YANG TERSISA


Semalam, sudah cukup bagiku untuk lebih mengenal diriku sendiri.
Detik demi detik penyadaran diri aku lakukan dengan menghitung jumlah keluhan dan jumlah rasa syukur dalam setiap harinya.
Aku lebih banyak menemukan waktu yang terlewati untuk mengeluh, dan hanya menyisakan sedikit waktu untuk bersyukur. Ini bukanlah pertanda kebaikan, menandakan aku masih memiliki ambisi dan kemauan yang luar biasa. Berikutnya, dihari hari mendatang inilah yang akan aku benahi dalam hidupku, aku rasa inilah sumber keluhan itu.
Berikutnya, aku masih merenung, aku merasakan antara memaksa tubuhku bekerja, dengan beristirahatpun rasanya kurang sepadan. Aku merasa kurang adil bagi tubuhku. "Perenungan ini mengingatkan aku pada peristiwa yang dialami teman temanku yang sedang terbaring lemah dirumah sakit" bagi mereka rumahsakit adalah tempat penyadaran diri yang terlambat. Ketika sakit datang, meski berada diruang vvip "kata mereka", tetaplah tersiksa.
Uang yang dimilikinya tidak sanggup menggantikan dirinya berbaring lemah, bahkan limpahan harta yang dikejarnya mati matianpun tak mampu menyewa orang lain meskipun hanya untuk berbaring menggantikan dirinya ditempat tidur. Harta yang dimilikinya seolah berhianat padanya. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mengasihi setulus hati menemani. Jika kita tak mampu memilih waktu beristirahat maka tubuhlah yang memaksa kita untuk istirahat.
Perenungan malam, seakan mengingatkan diri ini, agar kedepan selalu menjadi seseorang yang lebih baik.
Perenungan semalam cukup menyadarkan aku bahwa hiduplah dalam kesederhanaan namun berlimpah kasih sayang. Karena jauh didalam lubuk hati seseorang, kebutuhan utama dalam menjalani sisa kehidupanya adalah makanan rohani yaitu cintakasih.
Pertanyaan berikutnya yang seringkali hadir adalah "seberapa banyak kamu merasa dikasihi, dicintai, disayang dan seberapa besar bahagiamu kini..??".
Pertanyaan pertanyaan tentang harta duniawi seolah hanya menjadi bagian yang kurang penting lagi.
Salam kasih,
Gmh, Guru Mata Hati.
Hindarkan diri menjadi penebar fitnah dan kebencian, karena hal itulah yang akan menemani dan menyiksa sisa hidupmu.
....berikan bagi mereka orang orang disekitarmu, saudara saudaramu, sahabat sahabat baikmu limpahan kasih sayang dalam ketulusan, karena kelak tibalah saatnya kamu hanya membutuhkan itu untuk mempertahankan napasmu...




Guru Mata Hati
Jika ada satu pilihan, 
maka aku memilih memohonkan pada-Mu ya Tuhan,,,
semoga semua kehidupan harmonis dalam keselarasan hati dan pikiran.
Semoga semua kehidupan, malam ini dalam limpahan kasih Tuhan.
Salam Kasih.
Gmh, Guru Mata Hati.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar